Bismillahirrahmanirrahim. Segala kehormatan,
kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam rahmat dan berkah Allah kami
panjatkan kepadamu wahai Nabi Muhammad. Salam keselamatan semoga tetap untuk
kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Setiap orang adalah pemimpin, dan kelak
akan dimintai pertanggung jawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya.
Hal
pertama yang harus kita lakukan untuk menjadi seorang pemimpin adalah belajar
dari para pemimpin yang lebih dulu ada. Mendengar apa saja yang mereka katakan.
Membaca apa saja yang telah mereka tuliskan. Meneladani apa saja yang mereka
telah lakukan. Memetik hal-hal positif dan meninggalkan hal-hal negatif dari
mereka. Lalu kemudian mencoba untuk berlatih (menerapkan) ilmu-ilmu mereka itu
di dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar. Berjalannya waktu akan
membentuk pola pikir dan kepribadian dalam diri kita sebagai pemimpin.
Untuk
menjadi pemimpin itu tidak serta merta, namun membutuhkan proses yang panjang
dan tidak mudah. Seperti bibit tanaman yang ditanam di sebuah lahan pertanian.
Tanaman itu memerlukan waktu tertentu untuk tumbuh. Tanaman itu perlu pemupukan
dan perawatan secara berkala sehingga tanaman itu berbuah suatu saat nanti.
Namun demikian tidak ada satupun pemimpin yang bebas dari kesalahan, kekurangan
dan kelemahan. Ketika menemukan kesalahan, pemimpin yang baik harus berusaha
melakukan langkah-langkah penting yang diperlukan untuk membuat perbaikan.
Semoga media ini bermanfaat bagi banyak orang. Insya Allah. Amin.
Nabi Muhammad SAW
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Biarkan apa yang aku tinggalkan untuk kalian, karena sesungguhnya orang-orang
sebelum kalian binasa karena banyak bertanya dan menentang Nabi mereka. Apa
yang aku larang untuk kalian maka hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang
aku perintahkan kepada kalian maka
hendaklah kalian mengerjakannya sedapat mungkin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Tidaklah seorang pemimpin mengurusi urusan kaum muslimin, kemudian tidak
bersungguh-sungguh untuk mengurusi mereka dan tidak menasehati mereka, kecuali
dia tidak akan masuk surga bersama mereka.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga
bersabda: “Ya Allah, siapa saja yang menangani urusan umatku, lalu ia
menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Siapa saja yang menangani urusan
umatku, lalu ia berlaku lembut kepada mereka, maka berlaku lembutlah kepada
dia.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Rasulullah SAW juga bersabda: “Siapa saja yang
mengurusi urusan masyarakat, lalu ia menutup diri dari orang yang lemah dan
membutuhkan, niscaya Allah menutup dirinya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW
bersabda: “Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu
tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.” (HR.
Abu Ya'la dan Baihaqi) Dalam versi lain
Rasulullah SAW bersabda, “Kalian tidak mungkin mencukupi setiap orang dengan
hartamu, oleh karena itu hiasilah dirimu dengan simpati dan akhlak yang baik.”
Rasulullah SAW juga bersabda: “Selain Dajjal ada
yang lebih aku takuti atas umatku dari Dajjal, yaitu para pemimpin yang sesat.”
(HR. Ahmad) **** HR= Hadist Riwayat ****SAW = Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam
Nabi Ibrahim AS
Allah pernah bertanya kepada Nabi Ibrahim AS,
“Tahukah kamu mengapa Aku mengangkatmu menjadi kekasih-Ku?” Nabi Ibrahim AS
menjawab, “Tidak tahu ya Allah.” Allah berfirman, “Karena engkau senang shalat
malam pada waktu orang lain sedang tidur
nyenyak dan senang memberi makan
orang-orang.”
Nabi Sulaiman
AS
Nabi Sulaiman AS
tidak pernah mengangkat kepalanya ke langit, lantaran kusyu’ dan
merendahkan diri kepada Allah sekalipun diberi kerajaan yang begitu
mengagumkan. Dia senantiasa memberikan makanan yang enak-enak kepada banyak
orang, tapi untuk dirinya beliau hanya memakan roti gandum. Ada seorang yang bertanya : “Mengapa engkau
senang hidup lapar, sedang engkau telah diberi gudang kekayaan di bumi?” Lalu
Nabi Sulaiman AS menjawab : “Aku kawatir
jika aku kenyang, lantas aku lupa terhadap orang lapar.”
Nabi Musa AS
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau
bercerita : “Musa bertanya kepada Rabbnya tentang enam perkara. Musa yakin
ke-enam perkara itu secara khusus diperuntukkan baginya. Sementara perkara
ke-tujuh, Musa tidak menyukainya.”
Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang
paling bertaqwa?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang selalu ingat kepada-Ku dan
tidak pernah lupa.”
Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang
paling banyak mendapat petunjuk?” Allah menjawab: “Yaitu hamba yang mengikuti
petunjuk-Ku.”
Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang
paling adil?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang mengadili orang lain, sama
seperti ketika mengadili dirinya sendiri.”
Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang
paling banyak ilmunya?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang tidak pernah puas
dengan ilmu pengetahuan, ia senantiasa menambah ilmunya dari orang lain.”
Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang
mulia?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang mampu membalas kejahatan orang lain
atas dirinya, tetapi kemudian memaafkan orang itu.”
Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang
paling kaya?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang ridha dalam menerima segala
karunia dari-Ku yang diberikan kepadanya.”
Hingga akhirnya Musa AS bertanya : “Ya Rabb,
Siapakah hamba-Mu yang paling fakir?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang selalu
merasa kekurangan.”
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya
kaya itu bukanlah karena banyak harta, melainkan kaya itu adalah kaya hati
(berjiwa lurus). Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Dia
akan memberikan kekayaan pada jiwanya dan ketaqwaan pada hatinya. Dan jika
Allah menghendaki keburukan atas seorang hamba, maka Dia akan menampakkan
kefakirannya di pelupuk matanya (dihadapannya).”
Nabi Isa AS
Nabi Isa AS (Yesus) bersabda : “Sungguh ajaib
keadaanmu itu, kamu giat bekerja untuk mendapatkan dunia yang pasti akan tiba
padamu. tetapi tidak giat beramal untuk akhirat, padahal akhirat itu tidak
dapat dicapai tanpa amal.”
Nabi Isa AS bersabda : “Berapa banyak orang-orang
yang berwajah baik (gagah atau cantik)
dengan wajah yang menarik dan pembicaraannya yang fasih tetapi nantinya akan
berada pada lapisan neraka dalam keadaan berteriak (mendapatkan siksa karena
melakukan dosa).”
****AS = Alaihi Salam-Salam keselamatan kepadanya.
Sahabat Rasulullah SAW
Abu Bakar Shiddiq RA berkata: “Kami telah
meninggalkan 70 persoalan yang berkaitan dengan yang halal karena kawatir
dengan persoalan yang haram.”
Abu Bakar Shiddiq RA berkata: “Wahai Umar, dalam
urusan kekuasaan ini ada dua orang yang celaka; Pertama, orang yang berambisi
menjadi penguasa, padahal dia tahu bahwa ada orang lain yang lebih pantas dan
lebih mampu daripada dirinya. Kedua, orang yang menolak ketika diminta dan
dipilih, padahal dia tahu dirinyalah yang paling pantas dan paling mampu; dia
menolak semata-mata karena lari dari tanggungjawab dan enggan berkhidmah kepada
umat.”
Umar bin Kaththab RA berkata: “Belajarlah ilmu
sebelum kalian menjadi pemimpin! Agar engkau tidak memimpin dengan
kebodohanmu.”
Umar bin Khattab RA berkata, “... Jika rezeki yang
ala kadarnya tidak membuatnya cukup, maka segala sesuatu tidak akan
memuaskannya.”
Usman bin Affan RA berkata: “Aku heran melihat orang
yang sudah tahu bahwa semua perkara terjadi menurut takdir, tetapi masih
bersedih karena kehilangan sesuatu.”
Ali bin Abi Thalib RA berkata: “Seorang teman tidak
bisa dianggap teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan; di saat membutuhkan,
di belakang anda, dan setelah kematian anda.” ****RA =
Radhiyallahu Anhu(a)
Para Ulama
Imam Malik (semoga Allah mengasihinya) berkata:
“Jika ilmu tidak boleh dipelajari oleh orang banyak, maka ilmu itu tidak akan
memberi manfaat kepada penguasa.”
Imam Syafi’i (semoga Allah mengasihinya) berkata, “Pahamilah
ilmu sebelum kalian menjadi pemimpin. Jika telah menjadi pemimpin, tidak ada
lagi jalan untuk mendalami ilmu.”
Imam
Syafi'i, "Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan
menanggung perihnya kebodohan."
Imam Syafi’i (semoga Allah mengasihinya) berkata,
“Seseorang tidak mungkin akan mendapatkan kedudukan sehingga mendapat ujian.
Karena sesungguhnya Allah telah menguji Nabi Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Isa
AS dan Muhammad SAW. Ketika mereka sabar, maka Allah berikan kemuliaan kepada
mereka.”
Imam Syafi’i (semoga Allah mengasihinya)
berkata, “Barangsiapa menasehati
saudaranya secara rahasia, sungguh ia telah menasehatinya dengan baik dan
menghiasinya. Dan barangsiapa yang menasehati saudaranya dengan
terang-terangan (di depan banyak orang),
sungguh ia telah mencemarkan nama baiknya.”
Syeikh Abdul Qadir al Jilani (semoga Allah
mengasihi) berkata: “Apa yang tidak di
sisimu, kemungkinan adalah milikmu atau milik orang lain. Jika ia milikmu, ia
akan datang kepadamu dan kau akan dibawa kepadanya sehingga pertemuan antara
kau dan ia terjadi segera. Sedangkan yang bukan milikmu, maka kau akan dijauhkan
darinya dan ia pun akan menjauh darimu, sehingga kau dan ia takkan bertemu.”
Syeikh Abdul Qadir al Jilani (semoga Allah
mengasihinya) juga berkata: “Apa
yang Allah tentukan bagimu akan
kauperoleh tepat pada waktunya, entah kau suka atau tak suka. Oleh karena itu, janganlah serakah
terhadap yang menjadi milikmu dan jangan cemas akannya. Jangan merasa menyesal
atas apa yang dimaksudkan bagi selainmu.”
Syaikh Aidh Al Qarni berkata (semoga Allah
mengasihi) berkata “Orang yang pertama kali akan merasakan manfaat memberi
adalah pihak yang memberi itu sendiri. Mereka akan merasakan ‘buah’ memberi
seketika itu juga, dalam jiwa, akhlak, dan nuraninya. Sehingga mereka selalu
lapang dada, merasa tenang, tenteram, dan damai.”
Lukman Hakim menasehati anaknya tentang pandangan
dan pergunjingan manusia. Lukman berkata, “Sesungguhnya seseorang itu tidak
lepas dari perkataan manusia. Maka orang yang berakal tidak memasukkan dalam
hatinya. Barangsiapa mengenal kebenaran, maka itulah yang dijadikan pedoman.”
Luqman
Al Hakim, "Tuntutlah ilmu di saat kamu miskin, ia akan menjadi hartamu. Di
saat kaya, ia akan menjadi perhiasanmu."
Imam Hasan Al Bashri (semoga Allah mengasihinya)
berkata: “Aku yakin bahwa rezekiku
tidak akan tertukar, karena itu hatiku tenang. Aku yakin bahwa amalku tidak
mungkin digantikan orang lain, karena itu aku semangat beribadah. Aku yakin
bahwa Allah mengawasiku, karena itu aku malu berbuat maksiat. Aku yakin bahwa
mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap menghadapinya.”
Imam Hasan Al Bashri (semoga Allah mengasihinya)
berkata: “Sifat taqwa senantiasa melekat pada orang yang bertaqwa selama ia meninggalkan
banyak hal yang sebenarnya halal, karena khawatir jatuh di dalam keharaman.”
Aa Gym (semoga Allah mengasihinya) berkata: “Kalau sudah terjadi kita harus ridha. Orang
yang menderita itu orang yang tidak ridha menerima takdir (apa yang telah
terjadi). Terima takdir yang ada sambil ikhtiar bagaimana takdir ini membawa
kebaikan.”
Wanita Mulia berkata, “Iman itu setengahnya adalah
kesabaran, dan setengahnya lagi adalah syukur. Aku bersyukur kepada Allah,
karena Dia telah menganugerahkan kepadaku kemudaan, kecantikan dan akhlak yang
baik. Aku ingin menyempurnakan imanku dengan kesabaran dalam berkhidmat kepada
suamiku.”
Kapankah seseorang itu ridha kepada Allah? Rabiah
Al-Adawiyah menjawab : ”Jika kegembiraannya menerima musibah sama dengan kegembiraanya
menerima nikmat.”
Ibnu Atha’ menyatakan, “Ilmu yang terbesar adalah
rasa segan dan rasa malu. Jika keseganan dan rasa malu itu hilang, maka tidak
ada kebaikan yang tersisa di dalamnya.”
Sahal bin Abdilai At Tatsuri berkata, “Taubat adalah menggantikan perbuatan-perbuatan
tercela dengan perbuatan terpuji. Yang demikian itu tidak akan sempurna kecuali
jika ia menyendiri (untuk merenungi dosa-dosa yang pernah dilakukan), diam dan
makan makanan yang halal.”
Franz Magnis Suseno (Tokoh Lintas Agama): “Kita
harus bisa saling menerima perbedaan.”
Seorang bijak ditanya: ”Manakah yang lebih baik,
pemimpin yang pemberani ataukah yang adil?” Dia menjawab : “Apabila seorang
pemimpin bisa berlaku adil, maka ia tidak memerlukan keberanian.”
Para Kepala Negara dan Raja
Mohammad
Hatta, "Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana saja.
Karena dengan buku, aku merasa bebas."
Vaclav Klaus (PM Republik Ceko) berkata : “Pemimpin-pemimpin potensial harus merumuskan dan menjual kepada warganya suatu visi positif tentang masyarakat di masa depan.”
Lee Kuan Yew (PM Singapura) berkata: “Kami
memutuskan apa yang benar, tidak peduli apa yang orang lain pikirkan.”
Presiden RI Ke-1 Soekarno berpesan kepada seorang
wanita muda, ketika akan mengirim utusan Indonesia ke San Francisco untuk
Festival Pramugari Pasifik (1959): “Di tanganmu itu adalah Indonesia. Jadi kamu
harus jadi wakil yang baik!”
Presiden RI Ke-2 Soeharto berkata: “Sewaktu saya
baru memimpin bangsa ini, banyak masalah yang saya tidak tahu atau tidak saya
kuasai. Karena waktu itu, pengetahuan saya dalam bidang politik dan ekonomi
masih sangat terbatas, maka apa yang saya
lakukan adalah sering berdiskusi dengan para ahli ekonomi dan ahli
politik. Pada saat itu layaknya seorang
murid, saya mencatat semua hasil
diskusi. Dengan cara seperti itu, maka
saya bisa menguasai persoalan yang belum saya kuasai. Jadi singkatnya
kalau kita memang tidak tahu, maka jangan sok tahu. Tetapi belajarlah dari
orang yang tahu.”
Raja Kisra menyatakan, ”Setiap pemimpin yang
mengambil sesuatu dari rakyatnya dengan zalim, ia tidak akan bahagia selamanya.
Keberkahan akan hilang dari buminya, dan akan menjadi petaka baginya.
Kebesaran seorang pemimpin dilihat dari kebesaran negerinya.
Kebesaran negeri didukung oleh angkatan perangnya. Kebesaran angkatan perang
disebabkan dana yang kuat, dana yang
kuat didapat dari kemakmuran negeri. Dan kemakmuran suatu negeri tercipta
dengan cara berlaku adil pada rakyatnya.”
Ilmuwan dan Pemimpin Perusahaan
Anonim: “Seorang Master (Guru/Pemimpin) memulai
sesuatu sebelum orang lain melakukannya.”
Phytagoras berkata, “Tak ada sesuatupun yang dapat
dicapai dengan kekerasan. Sesuatu yang mulia hanya dapat diraih dengan budi dan
kebijaksanaan.”
Phytagoras juga berkata, “Jika engkau bernaung pada
pohon yang rindang, ingatlah siapa yang menanamnya.”
Albert Einstein - Ilmuwan Fisika berkata, “Ilmu
tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh.”
Albert Einstein juga pernah berkata, “Teladan bukan
merupakan cara lain dalam mengajar, tetapi satu-satunya cara mengajar.”
Erwin Scrodinger- Ilmuwan Fisika berkata: “Bila anda
‘sudah lama bergelut’ tidak dapat menceritakan tentang apa yang tengah anda
lakukan pada orang lain, maka pekerjaan anda hanya sia-sia belaka.”
Al Kindi (Pelopor Filsafat Islam) mengatakan: “Kita
tak usah malu meyakini kebenaran dan mengambilnya dari sumber manapun ia datang
kepada kita, bahkan walaupun seandainya ia dihadirkan kepada kita oleh generasi
terdahulu dan orang-orang asing. Bagi siapa saja yang mencari kebenaran, tak
ada nilai yang lebih tinggi kecuali kebenaran itu sendiri; kebenaran tidak akan
pernah merendahkan atau menghinakan orang yang mencapainya, namun justru
mengagungkan dan menghormatinya.”
Baden Powell
(Bapak Pandu Dunia) berkata, “Orang itu kaya bila mempunyai
perbendaharaan kenangan, baik yang manis maupun yang pahit getir, sehingga ia
dapat memandang hari esok dengan penuh harapan, menoleh ke hari kemarin dengan
senyum syukur. Dan menancapkan langkah hari ini dengan tegak mantap,
berdasarkan hidup kasih sayang dan penuh pengertian.”
Marcus Buckingham (Cambridge University) menulis,
“Tugas pemimpin adalah menggalang orang menuju masa depan yang lebih baik.”
Prof. DR. Mr. Soepomo berkata: “Tidak ada yang salah
dengan Pancasila. Namun tidak ada jaminan bahwa kita bebas dari salah pemahaman
atasnya pada tingkatan hulu pengertian oleh penyelenggara Negara. Demikian pula
mengenai kehidupan keagamaan kita; Tidak ada agama yang salah di tangan
nabi-nabi; tetapi tidak ada jaminan bahwa kita bebas dari kesalahan pemahaman
kita, termasuk para penghulu agama.”
Ahmad Wahib (1942-1973), dalam catatan hariannya
menulis : “Aku belum tahu tentang Islam itu sebenarnya. Aku baru tahu Islam
menurut Hamka, Islam menurut Natsir, Islam menurut Abduh,ulama-ulama kuno,
Islam menurut Djohan, Islam menurut Subki, Islam menurut lain-lain. Dan terus
terang aku tidak puas. Yang kucari belum ketemu, belum terdapat yaitu Islam
menurut Allah pembuatnya? Bagaimana? Langsung studi dari Al Qur’an dan Sunnah?
Akan kucoba. Tapi orang lain akan beranggapan bahwa yang kudapat itu adalah Islam
menurut aku sendiri.”
Drs. H. Marzuki Usman, MA mengatakan: “Para founding fathers, Soekarno,
Hatta, Sjahrir, Muh Tamrin dan kawan-kawan. Mereka ini para pejuang tanpa
pamrih. Mereka berani mengorbankan masa depan yang sudah pasti untuk suatu
mimpi yaitu Indonesia-ku. Pada waktu itu kata Indonesia masih baru. Kapan
merdeka? Jawabannya tidak tahu. Apakah setelah merdeka mereka pasti menjadi
menteri atau presiden? Jawabannya tidak pasti. Mereka berkorban dan dikorbankan
demi mimpi Indonesia-ku. Yang pada akhirnya perjuangan mereka membuahkan hasil
dan lahirlah Negara Republik Indonesia ini.”
Prof. Dr. Damardjati Supadjar (Guru Besar UGM
Yogyakarta) berkata, “Tanyakanlah kepada Allah, mintalah takdirmu. Jadi semua
konsep keindahan, kebaikan, kebenaran itu ada ditangan-Nya. Yang ada di dunia
ini adalah tamsil, terminal, eksemplar. Jadi kalau di dunia kita sedang
kesempitan, lampauilah dengan sabar, maka kita akan mendapatkan takdir di
tangan Allah. Lama kelamaan kita akan sabar syukur dalam segala cuaca. Itulah
ilmunya Nabi Daud. Berpuasa sehari dan berbuka sehari.” Tamu itu kemudian
menangis lagi tapi mengerti.
Ada anak daerah yang mau belajar sama saya. Saya mau
tapi harus ada pengaman yaitu kerja. Saya bilang, “Kamu harus bisa bekerja
dalam rangka beribadah.” Kemudian
prinsipnya kalau nanti belum dapat untung mesti sabar dan syukur. Tiba-tiba
tahun kelima sebelum kami pindah hasilnya satu bulan bersih bisa mencapai lebih
dari 10 juta. Ini dalam rangka persiapan pesantren kerja.
DR. M Hidayat Nurwahid berkata: “Penentu kehidupan
bernegara adalah para pemimpin. Jika para pemimpinnya glamour dan tak punya
sense of crisis, rakyat akan ikut-ikutan. Pemimpin menjadi pusat yang
mempengaruhi rakyat. Kemudian rakyat mengikuti apa yang dilakukan oleh mereka.
Kualitas kalian (rakyat) menentukan pemimpin seperti apa? Kalau anda munafik,
maka yang anda pilih adalah pemimpin yang munafik. Jika anda suka mo limo, maka nggak akan memilih pemimpin yang shalih.
Jadi, kualitas rakyat kita sangat menentukan pada kualitas pemimpinnya.
Demikian juga sebaliknya.”
Jenderal TNI (Purn) Wiranto berkata: “Negara
Pancasila dan agama kita (Islam), adalah seperti saudara. Dua elemen ini
memiliki hubungan yang sangat erat bahkan seperti saudara kandung. Hilangnya
salah satu elemen ini, adalah bagaikan jika anda kehilangan saudara kandung
anda.”
Prof Dr. Ir Muhammad Nuh, DEA (Menteri Pendidikan
Nasional 2009-2014) berkata: “Saya memiliki kebiasaan, tiap kali habis shalat
Jumat, saya selalu menyempatkan diri berkunjung ke ibu saya, sambil membawa
makanan kesukaan ibu saya yaitu jajan pasar. Sambil bercengkerama, menanyakan
kesehatan dan kebutuhan sang Ibu. Saya berusaha sekuat tenaga dan perasaan
jangan sampai pernah menyakitkan hati Ibu. Dan ternyata perilaku hormat dan
perilaku baik sama ibu tadi itulah yang menghantarkan kesuksesan saya. Saya
sangat yakin akan kebenarannya yang saya peroleh dalam mimpi ketika saya
memulai berusaha untuk hidup mandiri. Kesuksesan merupakan rahmat dari Yang
Maha Pengasih, berbuatlah dengan penuh kasih sayang, Insya Allah Yang Maha
Pengasih akan memberikan kasih-sayangNya. Apa lagi terhadap kedua orang tua,
itulah yang dimaksud dengan bi’rul walidain (berbakti kepada orang tua).”
Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng (Dosen ITS;Komisaris PT MNC) mengatakan tentang
bagaimana menapaki jalan hidup:“Pertama kita harus punya rujukan yang jelas
tentang benar dan salah, dan komitmen untuk terus berpijak dan berpegang pada
kebenaran. Dan kebenaran yang absolut adalah yang berdasarkan agama. Kedua,
buatlah lingkungan kerja kita terkesan. Untuk itu kita harus kerja keras, kita
harus cerdas. Buat atasan atau lingkungan kerja merasa oh arek (anak) iki
pinter, arek iki prigel, nek diwenehi kerjaan pasti beres. Berusahalah memberi
warna kepada lingkungan kerja, berusaha memberi kontribusi terbaik yang bisa
kita berikan. Dan tidak perlu menganggap rekan kerja sebagai kompetitor,
melainkan sebagai tim kerja untuk tujuan bersama.
Ir Abdul Azies Bahalwan (Dirut PT Serambi Alam
Semesta) mengatakan bahwa: “Mereka yang tidak pernah bekerja lebih untuk apa
mereka diperkerjakan, umumnya tidak mendapatkan hasil lebih dari yang biasa
mereka dapatkan.” Mantan aktivis senat mahasiswa ini kemudian menarik
pemahaman, ”Saya berusaha menciptakan lapangan pekerjaan, saya akan mendapatkan
earning (bayaran) atau jatah lebih dari pada kalau saya menjadi pegawai.” Ia
juga terinspirasi sebuah kalimat tertulis jelas pada kaos seseorang: “Winner Never Quit And Quitter
Never Win.” --- Seorang Pemenang tidak akan pernah menyerah dan Seorang yang
menyerah tidak akan pernah menang.
Ir. Hermien Retnanie Sarengat, MSc (Dirut PT GE
Technology Indonesia) menegaskan bahwa: “Sebuah keberhasilan adalah suatu
proses. Tak ubahnya mendaki gunung, maka jangan memikirkan apa yang ada di
puncak gunung, melainkan menghayati dan mencermati lereng demi lereng dan
menaklukkannya satu persatu. Di setiap lereng yang didaki pasti ada kesulitan
dan tantangan, ketika berhasil dilalui, maka pendaki yang cerdas akan memiliki
pengetahuan dan pengalaman baru untuk peningkatan kemampuannya untuk menghadapi
kesulitan-kesulitan di lereng-lereng berikutnya. Dan apabila kita secara
konsisten dan presisten mendaki, dengan kerja keras dan semangat juang tinggi,
kita akan sampai di puncak gunung.”
Ir. Hesti Nugraheni, MM (General Manager Divisi
Business Service PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) megemukakan tentang kiat
sederhana dalam menjalani hidup dan meniti karir: “Yang penting kita perlu
mengutarakan niat kita. Setelah itu satukan pikiran, hati dan perbuatan, supaya
kita bisa menikmati prosesnya,” ujarnya. Setelah itu dibutuhkan passion.
Tujuannya adalah agar bisa menebar energi positif secara konsisten.
“Selanjutnya mengalir saja, ikuti kata hati. Untuk yang sudah ada didepan mata,
lakukan yang terbaik, then let the God to the rest. Saya percaya bahwa Allah
akan selalu memberikan yang terbaik buat kita. Tapi satu hal siapa yang menanam
dialah yang mengetam. ”
Drs. Siti Safuroh, M.Si-Guru PAI SMP N 2 Giriwoyo,
Wonogiri) berkata:“Kok berani-beraninya masuk IAIN? Ya pertanyaan seperti itu
muncul dari teman-teman saya sewaktu di SMP dan SMA, ketika saya lulus SMA dan
memilih masuk ke IAIN. Pertanyaannya bernada meragukan kemampuan saya. Apa bisa
lolos? Setelah masuk apa bisa mengikuti perkuliahan? Mengingat program studi
dan perguruan tinggi yang saya masuki tidak sejalur dengan pendidikan formal
yang saya lewati sejak pendidikan tingkat dasar hingga menengah, saya tidak
pernah sekolah di MI, MTs atau MA,” Beliau juga berkata, “Kesukaan saya sejak
kecil hingga mahasiswa adalah membaca dan menulis serta berorganisasi.
Alhamdulillah hobi membaca dan menulis kini masih melekat. Sedang kumpul-kumpul untuk berorganisasi agak saya
kurangi, karena setelah berkeluarga saya mengurangi aktivitas di luar rumah atau
berorganisasi.”
Ir. Ida Bagus Agra Kusuma, MM (Direktur Pemasaran PT
Pupuk Kaltim TBk, 2004-...) menjelaskan kiat merintis karir : “Kuncinya kemauan
kuat untuk belajar, kerja keras dan jujur! Ilmu yang kita pelajari di kampus
adalah ilmu murni, ilmu dasar. Ketika kita bekerja, banyak hal yang harus kita
pelajari untuk meningkatkan kemampuan teknis terbaik kita di lingkungan kerja,
dari situ kita memperoleh kepercayaan. Dan yang sangat menentukan adalah
bagaimana kita berkomunikasi, bagaimana kita menyampaikan gagasan-gagasan dan
pemikiran secara baik, bagaimana kita bisa meyakinkan orang. Dari situ kita
harus membangun jejaring pertemanan. Semakin luas jejaring kita, semakin mudah
kita melakukan koordinasi, semakin mudah kita mendapatkan dukungan. Dan
terakhir, kita harus jujur, punya komitmen yang kuat untuk melaksanakan
tugas-tugas sebaik-baiknya. Intinya, bagaimana kita dapat menjaga kepercayaan.”
Ir. Harsusanto, MM (Direktur Utama PT PAL Indonesia,
2007-...) mengatakan tentang kiat mencapai sukses dalam hidup dan karier;
sederhana tapi manjur: “Saya berupaya tidak mudah berputus asa, setiap
menghadapi persoalan. Selalu berusaha mencari jalan keluar. Jangan lupa
mengkombinasikan kerja dengan menyalurkan hobi. Untuk penyegaran, Saya selalu
membaca buku-buku untuk melatih reaksi berpikir. Kalau menghadapi kendala, saya
juga tidak ragu mencari tahu jalan keluarnya dari pihak-pihak yang dinilai
mengetahuinya tanpa rasa malu. Dan yang terakhir, jangan lupa guyon bersama
anak, istri dan teman teman.”
Marketer dan Para Praktisi Bisnis
Anonim: “Seseorang master memulai sesuatu sebelum
orang lain melakukannya.”
Pepatah China: “Jika kamu tidak bisa tersenyum, maka
jangan coba-coba membuka toko.”
Jackie Chan (Aktor Film Laga) berkata, “Banyak orang yang bertanya kepada saya,
apakah saya takut melakukan adegan berbahaya? Jawabannya tentu saja: ‘Ya.’ Saya
kan bukan Superman.”
Anonim berkata: “Penyebab kegagalan sebagian karena
dua hal, yakni orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak dan orang yang
bertindak tapi tidak pernah berpikir.”
Bondan Winarno (Wartawan/Pebisnis) menulis, “Kunci
untuk menghindari kegagalan adalah persiapan. Konfusius mengajarkan bahwa:
dalam segala hal, keberhasilan hanya ditentukan oleh persiapan. Tanpa
persiapan, yang ada hanyalah kegagalan.”
John Wanamaker- Departement Store Magnate said: “I
know that half of my advertising is wasted. But I don’t know which half.”
Anonymous marketer said : “You don’t need to reach 2
million people to let them know about your product- You just need to reach the
right 2000 people in the right way and they will help you reach 2 million.”
Marketer Comment : “During boom times no one can be
heard above the din. In slower time, anyone with creative message will stand
out-and gain an advantage on competitors who have gone quiet.”
Rhicard Branson-Virgin Group Ltd: “If the customer
benefits, I see no reason - why we should be frightened about launching new
products.”
Rhicard Branson-Virgin Group Ltd menulis kiat jitu
dalam merekrut orang: “Lebih baik punya lubang yang membuat tim menjadi kurang
lengkap daripada ada satu orang yang penghambat kinerja tim.”
Question:
“What can you do that we can say you do better than your competitor?
Avis Group Holdings Inc Manager said: “We try harder because we have to.”
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
BERANILAH BERMIMPI DAN KEJARLAH MIMPI ITU
MEMBANGUN ITU SEPERTI MENANAM POHON
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
BERANILAH BERMIMPI DAN KEJARLAH MIMPI ITU
MEMBANGUN ITU SEPERTI MENANAM POHON
sangat berkesan. thanks for sharing
BalasHapusWow nice kak ittelkom-sby.ac.id
BalasHapus