Jumat, 16 Oktober 2015

PARA PEMIMPIN ---LEADERSHIP PAPER



Bismillahirrahmanirrahim. Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam rahmat dan berkah Allah kami panjatkan kepadamu wahai Nabi Muhammad. Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Setiap orang adalah pemimpin, dan kelak akan dimintai pertanggung jawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya. 
Hal pertama yang harus kita lakukan untuk menjadi seorang pemimpin adalah belajar dari para pemimpin yang lebih dulu ada. Mendengar apa saja yang mereka katakan. Membaca apa saja yang telah mereka tuliskan. Meneladani apa saja yang mereka telah lakukan. Memetik hal-hal positif dan meninggalkan hal-hal negatif dari mereka. Lalu kemudian mencoba untuk berlatih (menerapkan) ilmu-ilmu mereka itu di dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar. Berjalannya waktu akan membentuk pola pikir dan kepribadian dalam diri kita sebagai pemimpin.
Untuk menjadi pemimpin itu tidak serta merta, namun membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah. Seperti bibit tanaman yang ditanam di sebuah lahan pertanian. Tanaman itu memerlukan waktu tertentu untuk tumbuh. Tanaman itu perlu pemupukan dan perawatan secara berkala sehingga tanaman itu berbuah suatu saat nanti. Namun demikian tidak ada satupun pemimpin yang bebas dari kesalahan, kekurangan dan kelemahan. Ketika menemukan kesalahan, pemimpin yang baik harus berusaha melakukan langkah-langkah penting yang diperlukan untuk membuat perbaikan. Semoga media ini bermanfaat bagi banyak orang. Insya Allah. Amin.
 Nabi Muhammad SAW
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Biarkan apa yang aku tinggalkan untuk kalian, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena banyak bertanya dan menentang Nabi mereka. Apa yang aku larang untuk kalian maka hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan  kepada kalian maka hendaklah kalian mengerjakannya sedapat mungkin.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Tidaklah seorang pemimpin mengurusi urusan kaum muslimin, kemudian tidak bersungguh-sungguh untuk mengurusi mereka dan tidak menasehati mereka, kecuali dia tidak akan masuk surga bersama mereka.” (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda: “Ya Allah, siapa saja yang menangani urusan umatku, lalu ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Siapa saja yang menangani urusan umatku, lalu ia berlaku lembut kepada mereka, maka berlaku lembutlah kepada dia.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Rasulullah SAW juga bersabda: “Siapa saja yang mengurusi urusan masyarakat, lalu ia menutup diri dari orang yang lemah dan membutuhkan, niscaya Allah menutup dirinya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim)  
Rasulullah SAW  bersabda: “Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.” (HR. Abu Ya'la dan Baihaqi)  Dalam versi lain Rasulullah SAW bersabda, “Kalian tidak mungkin mencukupi setiap orang dengan hartamu, oleh karena itu hiasilah dirimu dengan simpati dan akhlak yang baik.”
Rasulullah SAW juga bersabda: “Selain Dajjal ada yang lebih aku takuti atas umatku dari Dajjal, yaitu para pemimpin yang sesat.” (HR. Ahmad)   **** HR= Hadist Riwayat ****SAW = Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Nabi Ibrahim AS
Allah pernah bertanya kepada Nabi Ibrahim AS, “Tahukah kamu mengapa Aku mengangkatmu menjadi kekasih-Ku?” Nabi Ibrahim AS menjawab, “Tidak tahu ya Allah.” Allah berfirman, “Karena engkau senang shalat malam pada waktu orang lain  sedang tidur nyenyak dan senang memberi  makan orang-orang.”
Nabi Sulaiman  AS
Nabi Sulaiman  AS  tidak pernah mengangkat kepalanya ke langit, lantaran kusyu’ dan merendahkan diri kepada Allah sekalipun diberi kerajaan yang begitu mengagumkan. Dia senantiasa memberikan makanan yang enak-enak kepada banyak orang, tapi untuk dirinya beliau hanya memakan roti gandum. Ada  seorang yang bertanya : “Mengapa engkau senang hidup lapar, sedang engkau telah diberi gudang kekayaan di bumi?” Lalu Nabi Sulaiman  AS menjawab : “Aku kawatir jika aku kenyang, lantas aku lupa terhadap orang lapar.”
Nabi Musa AS

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bercerita : “Musa bertanya kepada Rabbnya tentang enam perkara. Musa yakin ke-enam perkara itu secara khusus diperuntukkan baginya. Sementara perkara ke-tujuh, Musa tidak menyukainya.”

Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang paling bertaqwa?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang selalu ingat kepada-Ku dan tidak pernah lupa.”

Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang paling banyak mendapat petunjuk?” Allah menjawab: “Yaitu hamba yang mengikuti petunjuk-Ku.”

Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang paling adil?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang mengadili orang lain, sama seperti ketika mengadili dirinya sendiri.”

Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang paling banyak ilmunya?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang tidak pernah puas dengan ilmu pengetahuan, ia senantiasa menambah ilmunya dari orang lain.”

Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang mulia?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang mampu membalas kejahatan orang lain atas dirinya, tetapi kemudian memaafkan orang itu.”

Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang paling kaya?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang ridha dalam menerima segala karunia dari-Ku yang diberikan kepadanya.”

Hingga akhirnya Musa AS bertanya : “Ya Rabb, Siapakah hamba-Mu yang paling fakir?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang selalu merasa kekurangan.”

Kemudian, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya kaya itu bukanlah karena banyak harta, melainkan kaya itu adalah kaya hati (berjiwa lurus). Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Dia akan memberikan kekayaan pada jiwanya dan ketaqwaan pada hatinya. Dan jika Allah menghendaki keburukan atas seorang hamba, maka Dia akan menampakkan kefakirannya di pelupuk matanya (dihadapannya).”

Nabi Isa AS
Nabi Isa AS (Yesus) bersabda : “Sungguh ajaib keadaanmu itu, kamu giat bekerja untuk mendapatkan dunia yang pasti akan tiba padamu. tetapi tidak giat beramal untuk akhirat, padahal akhirat itu tidak dapat dicapai tanpa amal.”
Nabi Isa AS bersabda : “Berapa banyak orang-orang yang berwajah baik  (gagah atau cantik) dengan wajah yang menarik dan pembicaraannya yang fasih tetapi nantinya akan berada pada lapisan neraka dalam keadaan berteriak (mendapatkan siksa karena melakukan dosa).”
****AS = Alaihi Salam-Salam keselamatan kepadanya.

Sahabat Rasulullah SAW
Abu Bakar Shiddiq RA berkata: “Kami telah meninggalkan 70 persoalan yang berkaitan dengan yang halal karena kawatir dengan persoalan yang haram.”

Abu Bakar Shiddiq RA berkata: “Wahai Umar, dalam urusan kekuasaan ini ada dua orang yang celaka; Pertama, orang yang berambisi menjadi penguasa, padahal dia tahu bahwa ada orang lain yang lebih pantas dan lebih mampu daripada dirinya. Kedua, orang yang menolak ketika diminta dan dipilih, padahal dia tahu dirinyalah yang paling pantas dan paling mampu; dia menolak semata-mata karena lari dari tanggungjawab dan enggan berkhidmah kepada umat.”

Umar bin Kaththab RA berkata: “Belajarlah ilmu sebelum kalian menjadi pemimpin! Agar engkau tidak memimpin dengan kebodohanmu.”
Umar bin Khattab RA berkata, “... Jika rezeki yang ala kadarnya tidak membuatnya cukup, maka segala sesuatu tidak akan memuaskannya.”
Usman bin Affan RA berkata: “Aku heran melihat orang yang sudah tahu bahwa semua perkara terjadi menurut takdir, tetapi masih bersedih karena kehilangan sesuatu.”
Ali bin Abi Thalib RA berkata: “Seorang teman tidak bisa dianggap teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan; di saat membutuhkan, di belakang anda, dan setelah kematian anda.”   ****RA = Radhiyallahu Anhu(a)
 Para Ulama
Imam Malik (semoga Allah mengasihinya) berkata: “Jika ilmu tidak boleh dipelajari oleh orang banyak, maka ilmu itu tidak akan memberi manfaat kepada penguasa.”

Imam Syafi’i (semoga Allah mengasihinya) berkata, “Pahamilah ilmu sebelum kalian menjadi pemimpin. Jika telah menjadi pemimpin, tidak ada lagi jalan untuk mendalami ilmu.”


Imam Syafi'i, "Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan."
 

Imam Syafi’i (semoga Allah mengasihinya) berkata, “Seseorang tidak mungkin akan mendapatkan kedudukan sehingga mendapat ujian. Karena sesungguhnya Allah telah menguji Nabi Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS dan Muhammad SAW. Ketika mereka sabar, maka Allah berikan kemuliaan kepada mereka.”

Imam Syafi’i (semoga Allah mengasihinya) berkata,  “Barangsiapa menasehati saudaranya secara rahasia, sungguh ia telah menasehatinya dengan baik dan menghiasinya. Dan barangsiapa yang menasehati saudaranya dengan terang-terangan  (di depan banyak orang), sungguh ia telah mencemarkan nama baiknya.”

Syeikh Abdul Qadir al Jilani (semoga Allah mengasihi) berkata:  “Apa yang tidak di sisimu, kemungkinan adalah milikmu atau milik orang lain. Jika ia milikmu, ia akan datang kepadamu dan kau akan dibawa kepadanya sehingga pertemuan antara kau dan ia terjadi segera. Sedangkan yang bukan milikmu, maka kau akan dijauhkan darinya dan ia pun akan menjauh darimu, sehingga kau dan ia takkan bertemu.”

Syeikh Abdul Qadir al Jilani (semoga Allah mengasihinya) juga berkata:  “Apa yang  Allah tentukan bagimu akan kauperoleh tepat pada waktunya, entah kau suka atau  tak suka. Oleh karena itu, janganlah serakah terhadap yang menjadi milikmu dan jangan cemas akannya. Jangan merasa menyesal atas apa yang dimaksudkan bagi selainmu.”

Syaikh Aidh Al Qarni berkata (semoga Allah mengasihi) berkata “Orang yang pertama kali akan merasakan manfaat memberi adalah pihak yang memberi itu sendiri. Mereka akan merasakan ‘buah’ memberi seketika itu juga, dalam jiwa, akhlak, dan nuraninya. Sehingga mereka selalu lapang dada, merasa tenang, tenteram, dan damai.”
Lukman Hakim menasehati anaknya tentang pandangan dan pergunjingan manusia. Lukman berkata, “Sesungguhnya seseorang itu tidak lepas dari perkataan manusia. Maka orang yang berakal tidak memasukkan dalam hatinya. Barangsiapa mengenal kebenaran, maka itulah yang dijadikan pedoman.”


Luqman Al Hakim, "Tuntutlah ilmu di saat kamu miskin, ia akan menjadi hartamu. Di saat kaya, ia akan menjadi perhiasanmu."
 

Imam Hasan Al Bashri (semoga Allah mengasihinya) berkata:   “Aku yakin bahwa rezekiku tidak akan tertukar, karena itu hatiku tenang. Aku yakin bahwa amalku tidak mungkin digantikan orang lain, karena itu aku semangat beribadah. Aku yakin bahwa Allah mengawasiku, karena itu aku malu berbuat maksiat. Aku yakin bahwa mati selalu membuntutiku, karena itu aku selalu siap menghadapinya.”
Imam Hasan Al Bashri (semoga Allah mengasihinya) berkata: “Sifat taqwa senantiasa melekat pada orang yang bertaqwa selama ia meninggalkan banyak hal yang sebenarnya halal, karena khawatir jatuh di dalam keharaman.”


Aa Gym (semoga Allah mengasihinya) berkata:  “Kalau sudah terjadi kita harus ridha. Orang yang menderita itu orang yang tidak ridha menerima takdir (apa yang telah terjadi). Terima takdir yang ada sambil ikhtiar bagaimana takdir ini membawa kebaikan.”
 
Wanita Mulia berkata, “Iman itu setengahnya adalah kesabaran, dan setengahnya lagi adalah syukur. Aku bersyukur kepada Allah, karena Dia telah menganugerahkan kepadaku kemudaan, kecantikan dan akhlak yang baik. Aku ingin menyempurnakan imanku dengan kesabaran dalam berkhidmat kepada suamiku.”

Kapankah seseorang itu ridha kepada Allah? Rabiah Al-Adawiyah menjawab : ”Jika kegembiraannya menerima musibah sama dengan kegembiraanya menerima nikmat.”
Ibnu Atha’ menyatakan, “Ilmu yang terbesar adalah rasa segan dan rasa malu. Jika keseganan dan rasa malu itu hilang, maka tidak ada kebaikan yang tersisa di dalamnya.”
Sahal bin Abdilai At Tatsuri berkata, “Taubat  adalah menggantikan perbuatan-perbuatan tercela dengan perbuatan terpuji. Yang demikian itu tidak akan sempurna kecuali jika ia menyendiri (untuk merenungi dosa-dosa yang pernah dilakukan), diam dan makan makanan  yang halal.”
Franz Magnis Suseno (Tokoh Lintas Agama): “Kita harus bisa saling menerima perbedaan.”
Seorang bijak ditanya: ”Manakah yang lebih baik, pemimpin yang pemberani ataukah yang adil?” Dia menjawab : “Apabila seorang pemimpin bisa berlaku adil, maka ia tidak memerlukan keberanian.”
Para Kepala Negara dan Raja

Mohammad Hatta, "Selama dengan buku, kalian boleh memenjarakanku dimana saja. Karena dengan buku, aku merasa bebas."
 
Vaclav Klaus (PM Republik Ceko) berkata : “Pemimpin-pemimpin potensial harus merumuskan dan menjual kepada warganya suatu visi positif tentang masyarakat di masa depan.”
Lee Kuan Yew (PM Singapura) berkata: “Kami memutuskan apa yang benar, tidak peduli apa yang orang lain pikirkan.”
Presiden RI Ke-1 Soekarno berpesan kepada seorang wanita muda, ketika akan mengirim utusan Indonesia ke San Francisco untuk Festival Pramugari Pasifik (1959): “Di tanganmu itu adalah Indonesia. Jadi kamu harus jadi wakil yang baik!”
Presiden RI Ke-2 Soeharto berkata: “Sewaktu saya baru memimpin bangsa ini, banyak masalah yang saya tidak tahu atau tidak saya kuasai. Karena waktu itu, pengetahuan saya dalam bidang politik dan ekonomi masih sangat terbatas, maka apa yang saya  lakukan adalah sering berdiskusi dengan para ahli ekonomi dan ahli politik. Pada saat itu layaknya  seorang murid, saya mencatat semua hasil  diskusi. Dengan cara seperti itu, maka  saya bisa menguasai persoalan yang belum saya kuasai. Jadi singkatnya kalau kita memang tidak tahu, maka jangan sok tahu. Tetapi belajarlah dari orang yang tahu.” 
Raja Kisra menyatakan, ”Setiap pemimpin yang mengambil sesuatu dari rakyatnya dengan zalim, ia tidak akan bahagia selamanya. Keberkahan akan hilang dari buminya, dan akan menjadi petaka baginya. Kebesaran  seorang  pemimpin dilihat dari kebesaran negerinya. Kebesaran negeri didukung oleh angkatan perangnya. Kebesaran angkatan perang disebabkan dana  yang kuat, dana yang kuat didapat dari kemakmuran negeri. Dan kemakmuran suatu negeri tercipta dengan cara berlaku adil pada rakyatnya.”
Ilmuwan dan Pemimpin Perusahaan
Anonim: “Seorang Master (Guru/Pemimpin) memulai sesuatu sebelum orang lain melakukannya.”

Phytagoras berkata, “Tak ada sesuatupun yang dapat dicapai dengan kekerasan. Sesuatu yang mulia hanya dapat diraih dengan budi dan kebijaksanaan.”
Phytagoras juga berkata, “Jika engkau bernaung pada pohon yang rindang, ingatlah siapa yang menanamnya.”
Albert Einstein - Ilmuwan Fisika berkata, “Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh.”
Albert Einstein juga pernah berkata, “Teladan bukan merupakan cara lain dalam mengajar, tetapi satu-satunya cara mengajar.”
Erwin Scrodinger- Ilmuwan Fisika berkata: “Bila anda ‘sudah lama bergelut’ tidak dapat menceritakan tentang apa yang tengah anda lakukan pada orang lain, maka pekerjaan anda hanya sia-sia belaka.”

Al Kindi (Pelopor Filsafat Islam) mengatakan: “Kita tak usah malu meyakini kebenaran dan mengambilnya dari sumber manapun ia datang kepada kita, bahkan walaupun seandainya ia dihadirkan kepada kita oleh generasi terdahulu dan orang-orang asing. Bagi siapa saja yang mencari kebenaran, tak ada nilai yang lebih tinggi kecuali kebenaran itu sendiri; kebenaran tidak akan pernah merendahkan atau menghinakan orang yang mencapainya, namun justru mengagungkan dan menghormatinya.”
Baden Powell  (Bapak Pandu Dunia) berkata, “Orang itu kaya bila mempunyai perbendaharaan kenangan, baik yang manis maupun yang pahit getir, sehingga ia dapat memandang hari esok dengan penuh harapan, menoleh ke hari kemarin dengan senyum syukur. Dan menancapkan langkah hari ini dengan tegak mantap, berdasarkan hidup kasih sayang dan penuh pengertian.”
Marcus Buckingham (Cambridge University) menulis, “Tugas pemimpin adalah menggalang orang menuju masa depan yang lebih baik.”
Prof. DR. Mr. Soepomo berkata: “Tidak ada yang salah dengan Pancasila. Namun tidak ada jaminan bahwa kita bebas dari salah pemahaman atasnya pada tingkatan hulu pengertian oleh penyelenggara Negara. Demikian pula mengenai kehidupan keagamaan kita; Tidak ada agama yang salah di tangan nabi-nabi; tetapi tidak ada jaminan bahwa kita bebas dari kesalahan pemahaman kita, termasuk para penghulu agama.”
Ahmad Wahib (1942-1973), dalam catatan hariannya menulis : “Aku belum tahu tentang Islam itu sebenarnya. Aku baru tahu Islam menurut Hamka, Islam menurut Natsir, Islam menurut Abduh,ulama-ulama kuno, Islam menurut Djohan, Islam menurut Subki, Islam menurut lain-lain. Dan terus terang aku tidak puas. Yang kucari belum ketemu, belum terdapat yaitu Islam menurut Allah pembuatnya? Bagaimana? Langsung studi dari Al Qur’an dan Sunnah? Akan kucoba. Tapi orang lain akan beranggapan bahwa yang kudapat itu adalah Islam menurut aku sendiri.”
Drs. H. Marzuki Usman, MA  mengatakan: “Para founding fathers, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Muh Tamrin dan kawan-kawan. Mereka ini para pejuang tanpa pamrih. Mereka berani mengorbankan masa depan yang sudah pasti untuk suatu mimpi yaitu Indonesia-ku. Pada waktu itu kata Indonesia masih baru. Kapan merdeka? Jawabannya tidak tahu. Apakah setelah merdeka mereka pasti menjadi menteri atau presiden? Jawabannya tidak pasti. Mereka berkorban dan dikorbankan demi mimpi Indonesia-ku. Yang pada akhirnya perjuangan mereka membuahkan hasil dan lahirlah Negara Republik Indonesia ini.”

Prof. Dr. Damardjati Supadjar (Guru Besar UGM Yogyakarta) berkata, “Tanyakanlah kepada Allah, mintalah takdirmu. Jadi semua konsep keindahan, kebaikan, kebenaran itu ada ditangan-Nya. Yang ada di dunia ini adalah tamsil, terminal, eksemplar. Jadi kalau di dunia kita sedang kesempitan, lampauilah dengan sabar, maka kita akan mendapatkan takdir di tangan Allah. Lama kelamaan kita akan sabar syukur dalam segala cuaca. Itulah ilmunya Nabi Daud. Berpuasa sehari dan berbuka sehari.” Tamu itu kemudian menangis lagi tapi mengerti.
Ada anak daerah yang mau belajar sama saya. Saya mau tapi harus ada pengaman yaitu kerja. Saya bilang, “Kamu harus bisa bekerja dalam rangka beribadah.”  Kemudian prinsipnya kalau nanti belum dapat untung mesti sabar dan syukur. Tiba-tiba tahun kelima sebelum kami pindah hasilnya satu bulan bersih bisa mencapai lebih dari 10 juta. Ini dalam rangka persiapan pesantren kerja.
DR. M Hidayat Nurwahid berkata: “Penentu kehidupan bernegara adalah para pemimpin. Jika para pemimpinnya glamour dan tak punya sense of crisis, rakyat akan ikut-ikutan. Pemimpin menjadi pusat yang mempengaruhi rakyat. Kemudian rakyat mengikuti apa yang dilakukan oleh mereka. Kualitas kalian (rakyat) menentukan pemimpin seperti apa? Kalau anda munafik, maka yang anda pilih adalah pemimpin yang munafik. Jika anda suka mo limo,  maka nggak akan memilih pemimpin yang shalih. Jadi, kualitas rakyat kita sangat menentukan pada kualitas pemimpinnya. Demikian juga sebaliknya.”
Jenderal TNI (Purn) Wiranto berkata: “Negara Pancasila dan agama kita (Islam), adalah seperti saudara. Dua elemen ini memiliki hubungan yang sangat erat bahkan seperti saudara kandung. Hilangnya salah satu elemen ini, adalah bagaikan jika anda kehilangan saudara kandung anda.”
Prof Dr. Ir Muhammad Nuh, DEA (Menteri Pendidikan Nasional 2009-2014) berkata: “Saya memiliki kebiasaan, tiap kali habis shalat Jumat, saya selalu menyempatkan diri berkunjung ke ibu saya, sambil membawa makanan kesukaan ibu saya yaitu jajan pasar. Sambil bercengkerama, menanyakan kesehatan dan kebutuhan sang Ibu. Saya berusaha sekuat tenaga dan perasaan jangan sampai pernah menyakitkan hati Ibu. Dan ternyata perilaku hormat dan perilaku baik sama ibu tadi itulah yang menghantarkan kesuksesan saya. Saya sangat yakin akan kebenarannya yang saya peroleh dalam mimpi ketika saya memulai berusaha untuk hidup mandiri. Kesuksesan merupakan rahmat dari Yang Maha Pengasih, berbuatlah dengan penuh kasih sayang, Insya Allah Yang Maha Pengasih akan memberikan kasih-sayangNya. Apa lagi terhadap kedua orang tua, itulah yang dimaksud dengan bi’rul walidain (berbakti kepada orang tua).”
Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng  (Dosen ITS;Komisaris PT MNC) mengatakan tentang bagaimana menapaki jalan hidup:“Pertama kita harus punya rujukan yang jelas tentang benar dan salah, dan komitmen untuk terus berpijak dan berpegang pada kebenaran. Dan kebenaran yang absolut adalah yang berdasarkan agama. Kedua, buatlah lingkungan kerja kita terkesan. Untuk itu kita harus kerja keras, kita harus cerdas. Buat atasan atau lingkungan kerja merasa oh arek (anak) iki pinter, arek iki prigel, nek diwenehi kerjaan pasti beres. Berusahalah memberi warna kepada lingkungan kerja, berusaha memberi kontribusi terbaik yang bisa kita berikan. Dan tidak perlu menganggap rekan kerja sebagai kompetitor, melainkan sebagai tim kerja untuk tujuan bersama.
Ir Abdul Azies Bahalwan (Dirut PT Serambi Alam Semesta) mengatakan bahwa: “Mereka yang tidak pernah bekerja lebih untuk apa mereka diperkerjakan, umumnya tidak mendapatkan hasil lebih dari yang biasa mereka dapatkan.” Mantan aktivis senat mahasiswa ini kemudian menarik pemahaman, ”Saya berusaha menciptakan lapangan pekerjaan, saya akan mendapatkan earning (bayaran) atau jatah lebih dari pada kalau saya menjadi pegawai.” Ia juga terinspirasi sebuah kalimat tertulis jelas pada kaos  seseorang: “Winner Never Quit And Quitter Never Win.” --- Seorang Pemenang tidak akan pernah menyerah dan Seorang yang menyerah tidak akan pernah menang.
Ir. Hermien Retnanie Sarengat, MSc (Dirut PT GE Technology Indonesia) menegaskan bahwa: “Sebuah keberhasilan adalah suatu proses. Tak ubahnya mendaki gunung, maka jangan memikirkan apa yang ada di puncak gunung, melainkan menghayati dan mencermati lereng demi lereng dan menaklukkannya satu persatu. Di setiap lereng yang didaki pasti ada kesulitan dan tantangan, ketika berhasil dilalui, maka pendaki yang cerdas akan memiliki pengetahuan dan pengalaman baru untuk peningkatan kemampuannya untuk menghadapi kesulitan-kesulitan di lereng-lereng berikutnya. Dan apabila kita secara konsisten dan presisten mendaki, dengan kerja keras dan semangat juang tinggi, kita akan sampai di puncak gunung.”

Ir. Hesti Nugraheni, MM (General Manager Divisi Business Service PT Telekomunikasi Indonesia Tbk) megemukakan tentang kiat sederhana dalam menjalani hidup dan meniti karir: “Yang penting kita perlu mengutarakan niat kita. Setelah itu satukan pikiran, hati dan perbuatan, supaya kita bisa menikmati prosesnya,” ujarnya. Setelah itu dibutuhkan passion. Tujuannya adalah agar bisa menebar energi positif secara konsisten. “Selanjutnya mengalir saja, ikuti kata hati. Untuk yang sudah ada didepan mata, lakukan yang terbaik, then let the God to the rest. Saya percaya bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik buat kita. Tapi satu hal siapa yang menanam dialah yang mengetam. ”

Drs. Siti Safuroh, M.Si-Guru PAI SMP N 2 Giriwoyo, Wonogiri) berkata:“Kok berani-beraninya masuk IAIN? Ya pertanyaan seperti itu muncul dari teman-teman saya sewaktu di SMP dan SMA, ketika saya lulus SMA dan memilih masuk ke IAIN. Pertanyaannya bernada meragukan kemampuan saya. Apa bisa lolos? Setelah masuk apa bisa mengikuti perkuliahan? Mengingat program studi dan perguruan tinggi yang saya masuki tidak sejalur dengan pendidikan formal yang saya lewati sejak pendidikan tingkat dasar hingga menengah, saya tidak pernah sekolah di MI, MTs atau MA,” Beliau juga berkata, “Kesukaan saya sejak kecil hingga mahasiswa adalah membaca dan menulis serta berorganisasi. Alhamdulillah hobi membaca dan menulis kini masih melekat. Sedang  kumpul-kumpul untuk berorganisasi agak saya kurangi, karena setelah berkeluarga saya mengurangi aktivitas di luar rumah atau berorganisasi.”
Ir. Ida Bagus Agra Kusuma, MM (Direktur Pemasaran PT Pupuk Kaltim TBk, 2004-...) menjelaskan kiat merintis karir : “Kuncinya kemauan kuat untuk belajar, kerja keras dan jujur! Ilmu yang kita pelajari di kampus adalah ilmu murni, ilmu dasar. Ketika kita bekerja, banyak hal yang harus kita pelajari untuk meningkatkan kemampuan teknis terbaik kita di lingkungan kerja, dari situ kita memperoleh kepercayaan. Dan yang sangat menentukan adalah bagaimana kita berkomunikasi, bagaimana kita menyampaikan gagasan-gagasan dan pemikiran secara baik, bagaimana kita bisa meyakinkan orang. Dari situ kita harus membangun jejaring pertemanan. Semakin luas jejaring kita, semakin mudah kita melakukan koordinasi, semakin mudah kita mendapatkan dukungan. Dan terakhir, kita harus jujur, punya komitmen yang kuat untuk melaksanakan tugas-tugas sebaik-baiknya. Intinya, bagaimana kita dapat menjaga kepercayaan.”
Ir. Harsusanto, MM (Direktur Utama PT PAL Indonesia, 2007-...) mengatakan tentang kiat mencapai sukses dalam hidup dan karier; sederhana tapi manjur: “Saya berupaya tidak mudah berputus asa, setiap menghadapi persoalan. Selalu berusaha mencari jalan keluar. Jangan lupa mengkombinasikan kerja dengan menyalurkan hobi. Untuk penyegaran, Saya selalu membaca buku-buku untuk melatih reaksi berpikir. Kalau menghadapi kendala, saya juga tidak ragu mencari tahu jalan keluarnya dari pihak-pihak yang dinilai mengetahuinya tanpa rasa malu. Dan yang terakhir, jangan lupa guyon bersama anak, istri dan teman teman.”
Marketer dan Para Praktisi Bisnis
Anonim: “Seseorang master memulai sesuatu sebelum orang lain melakukannya.”
Pepatah China: “Jika kamu tidak bisa tersenyum, maka jangan coba-coba membuka toko.”
Jackie Chan (Aktor Film Laga) berkata,  “Banyak orang yang bertanya kepada saya, apakah saya takut melakukan adegan berbahaya? Jawabannya tentu saja: ‘Ya.’ Saya kan bukan Superman.”
Anonim berkata: “Penyebab kegagalan sebagian karena dua hal, yakni orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir.”

Bondan Winarno (Wartawan/Pebisnis) menulis, “Kunci untuk menghindari kegagalan adalah persiapan. Konfusius mengajarkan bahwa: dalam segala hal, keberhasilan hanya ditentukan oleh persiapan. Tanpa persiapan, yang ada hanyalah kegagalan.”
John Wanamaker- Departement Store Magnate said: “I know that half of my advertising is wasted. But I don’t know which half.”
Anonymous marketer said : “You don’t need to reach 2 million people to let them know about your product- You just need to reach the right 2000 people in the right way and they will help you reach 2 million.”
Marketer Comment : “During boom times no one can be heard above the din. In slower time, anyone with creative message will stand out-and gain an advantage on competitors who have gone quiet.”
Rhicard Branson-Virgin Group Ltd: “If the customer benefits, I see no reason - why we should be frightened about launching new products.”

Rhicard Branson-Virgin Group Ltd menulis kiat jitu dalam merekrut orang: “Lebih baik punya lubang yang membuat tim menjadi kurang lengkap daripada ada satu orang yang penghambat kinerja tim.”
Question:  “What can you do that we can say you do better than your competitor? Avis Group Holdings Inc Manager said: “We try harder because we have to.”



BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


BERANILAH BERMIMPI DAN KEJARLAH MIMPI ITU


MEMBANGUN ITU SEPERTI MENANAM POHON