Ir. Ida Bagus Agra Kusuma, MM
(Direktur Pemasaran PT Pupuk Kaltim TBk, 2004-...)
Ida Bagus Agra Kusuma, keteguhan hati dan semangat juangnya yang tinggi
untuk mengeksploitasi potensi dirinya, berhasil menghantarkan dia ke
posisi-posisi penting di tempat dimana dia bekerja. Jejak langkahnya layak
menjadi inspirasi bagi generasi muda bagaimana seharusnya seseorang membangun
karir dalam hidupnya.
Lahir tanggal 26 Juni 1951 di Denpasar, anak pertama dari
empat bersaudara, Agra dibesarkan oleh keluarga sederhana yang memiliki
semangat juang yang tinggi. Kedua orang tuanya hanya lulusan SMP yang bekerja
di sebuah instansi kesehatan di Denpasar, Bali. Orang tuanya mempunyai cita-cita besar untuk
anak-anaknya. Untuk mensiasati ekonomi keluarga, orang tuanya mengambil langkah
cerdas dengan membuka usaha percetakan dan toko buku. Agra bersaudarapun
dididik untuk bekerja keras, ikut membantu menjaga toko buku yang kemudian
membuat mereka jadi kutu buku sekaligus belajar sejak dini bagaimana
berwirausaha.
Diterima di Teknik Kimia ITS tahun 1971, Agra mengaku prestasi akademiknya
biasa-biasa saja. Dan karena kondisi
perkuliahan yang kurang memadai saat
itu, baru tahun 1980 dia berhasil menyelesaikan kuliahnya. Usai di
wisuda, Agra bekerja di PT. Jaya Gas.
Atas beberapa pertimbangan, kemudian dia memutuskan untuk memulai karir sebagai
pegawai negeri di Departemen Perindustrian. Jiwa bisnis yang ditanamkan kedua
orang tuanya menjadi modal berharga, yang membuatnya tidak banyak menghadapi
kendala dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja. Tipe pekerja keras, diapun
berusaha mengeksplorasi potensinya dan secara cerdas mampu membaca setiap
peluang dan kesempatan yang ada dihadapannya.
Dalam merintis karir di bidang
apapun dan dimanapun, menurut Agra, seseorang harus mampu membangun pondasi
kepercayaan yang kuat yang dimulai sejak pertama kali menginjakkan kaki ---kepercayaan
dari atasan dan kepercayaan dari rekan kerja. Untuk itu, seseorang harus
berusaha keras untuk meyakinkan lingkungan kerjanya sehingga dia memiliki
aseptabilitas yang baik. Dan lebih menantang, tentunya memegang teguh dan
mempertahankan kepercayaan. Di situlah seseorang harus memiliki karakter yang
kuat, dedikasi dan komitmen yang tinggi
dalam melaksanakan tugas-tugas kerja yang diamanahkan.
“Selain itu, kita harus bisa bekerja sama
dalam tim kerja,” Agra menegaskan. “Kita pintar dan mau kerja keras, tapi tak
mau bekerja sama, kita akan sulit diterima lingkungan kerja. Dan kita terus
belajar, meningkatkan kompetensi kita dan memperluas wawasan.”
Memulai karir dari bawah, Agra terus berusaha untuk dapat memberikan
kontribusi terbaiknya. Tahun 1987, Agra diperbantukan sebagai Staf Dewan
Komisaris PT. Semen Baturaja dan kemudian dipromosikan menjadi Sekretaris Dewan Komisaris tahun
1990. Ditarik kembali ke Departemen Perindustrian tahun 1994, berkat
pengalamannya di industri semen, dia dipercaya sebagai Direktur Industri Bahan
Galian Non Logam. Tahun 1998, dia dipindahkan kembali sebagai Direktur Industri
Kimia Hasil Pertanian dan Perkebunan, Dirjen Industri Pemasaran Kimia Agro dan
Hasil Hutan.
Minatnya yang besar di bidang pemasaran mendorong Agra untuk menempuh
program S2 di STIE IPWI Jakarta di bidang Manajemen Pemasaran dan berhasil
meraih gelar master tahun 2000.
Tahun 2001 merupakan babak baru dalam perjalanan karirnya. Setelah
mengemban tugas di beberapa posisi penting di Departemen Perindustrian yang
lebih banyak berkutat dengan kebijakan publik, di Petro Kimia Gresik Agra harus
mampu mengelola manajemen pemasaran secara profesional dan berorientasi bisnis,
selain harus juga bertanggung jawab untuk melaksanakan pendistribusian pupuk
bersubsidi bagi para petani. Disitulah tantangan besar bagi Agra yang harus
disikapi dengan kehati-hatian, bagaimana
dia dapat mengelola pemasaran pupuk bersubsidi untuk petani dan pupuk non
subsidi untuk industri pertanian dan perkebunan skala besar. Dan ketika terjadi
kelangkaan pupuk bersubsidi, Agra dituntut mampu bertindak cepat dan cermat---tidak hanya bekerja keras
untuk kembali memasok pupuk ke
pasar, tetapi juga harus mampu memberikan informasi yang komprehensif untuk
mengantisipasi kepanikan masyarakat. Setelah sekitar empat tahun di Petrokimia
Gresik, Agra dipercaya dan diangkat menjadi Direktur Pemasaran PT. Pupuk
Kalimantan Timur Tbk di tahun 2004. Dua tahun kemudian, karena terjadi
kekosongan jabatan, Agra merangkap jabatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pupuk Kaltim hingga tahun
2007.
“Kuncinya kemauan
kuat untuk belajar, kerja keras dan jujur”, Agra menjelaskan kiat merintis
karir. “Ilmu yang kita pelajari di kampus
adalah ilmu murni, ilmu dasar. Ketika kita bekerja, banyak hal yang harus kita
pelajari untuk meningkatkan kemampuan teknis terbaik kita di lingkungan kerja,
dari situ kita memperoleh kepercayaan. Dan yang sangat menentukan adalah
bagaimana kita berkomunikasi, bagaimana kita menyampaikan gagasan-gagasan dan
pemikiran secara baik, bagaimana kita bisa meyakinkan orang. Dari situ kita
harus membangun jejaring pertemanan. Semakin luas jejaring kita, semakin mudah
kita melakukan koordinasi, semakin mudah kita mendapatkan dukungan. Dan
terakhir, kita harus jujur, punya komitmen yang kuat untuk melaksanakan
tugas-tugas sebaik-baiknya. Intinya, bagaimana kita dapat menjaga kepercayaan.”
Agra juga meyakini bahwa nasib seseorang memang sudah digariskan oleh Tuhan
dan apapun yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik. Meskipun demikian, kita
berkewajiban memperjuangkan jalan hidup yang digariskan Tuhan, mengoptimalkan
kemampuan dan potensi yang dianugerahkan. Sekali lagi kuncinya adalah
belajar--- mempelajari potensi diri sendiri, mempelajari kondisi dan peluang
yang ada di hadapan kita. Karena itulah di tengah perjalanan karirnya, Agra
mengubah orientasi dari seorang insinyur teknik menjadi praktisi pemasaran.
“Di kampus, kita dididik dan dibekali pola pikir ilmiah.
Semua mahasiswa dididik dan dibekali ilmu yang sama,” jelas Agra. “Ketika lulus
dan terjun di dunia kerja, disitulah kita mulai mengeksplorasi potensi diri
kita untuk menentukan pekerjaan apa yang cocok dengan jiwa kita.”
Tempaan pengalaman berdagang pada masa remaja, rupanya sangat membekas
dalam dirinya. Beruntung, ketika bekerja di Departemen Perindustrian, Agra
banyak diperbantukan di perusahaan di bawah koordinasi instansinya. Dia
pun memiliki kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri, mempertajam intuisi bisnis dalam membaca peluang dan
kesempatan. Tidak mengherankan, banyak posisi penting dipercayakan kepadanya
dan dia mampu menjawab tantangan dengan baik.
“Harus diingat,
kesempatan kadang hanya datang sekali seumur hidup,” kata Agra, “Maka begitu
mendapat kesempatan, jangan pernah disia-siakan. Kerahkan seluruh kemampuan
kita, curahkan seluruh perhatian kita untuk mengubah sekecil apapun kesempatan
menjadi peluang besar bagi karir kita.”
Kini sebagai Direktur Pemasaran Kaltim, tugas dan tanggung jawabnya tidak
jauh berbeda dari yang pernah diemban di Petrokimia Gresik. Sebagai pemeluk
agama Hindu yang taat, Agra pun patuh dan menjaga keharmonisan hubungan antar
sesama---yang dia terapkan dengan baik di lingkungan kerjanya. Rasa saling
menghargai, rasa saling menghormati dia tanamkan kepada jajarannya sehingga
terbangun hubungan kerja yang harmonis. Tidak segan dia mendengarkan aspirasi
bawahan dan selalu berusaha memberikan apresiasai terhadap prestasi anak
buah--- sebuah sikap yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja.
Berkenaan dengan usaha-usaha menuju kemandirian bangsa, Agra banyak
berharap agar perguruan tinggi di Indonesia mampu melahirkan kader-kader
pembangunan yang militan dan potensial. Pada almamater yang dicintainya, Agra
berusaha mendorong agar ITS terus meningkatkan kerja sama dengan dunia
industri. Selain dapat menjadi media untuk meningkatkan wawasan, menurut Agra,
mahasiswa juga akan lebih siap ketika mereka lulus dan terjun ke dunia kerja.
Dikenal sangat mencintai keluarga, dari pernikahannya dengan R. A Murti
Astini, Agra dikaruniai 2 orang anak---Ida Bagus Raditya Kusuma, SH dan Ida Ayu
Yuliana Kusuma Dewi yang kini tengah menempuh program master di Monash University
Austarlia. Kepada kedua anaknya, Agra berusaha mewariskan apa yang telah
diwarisi dari kedua orang tuanya—semangat juang dan kesederhanaan, menjaga
harmoni hubungan antar sesama dengan sikap demokratis dan keterbukaan.
MEMBANGUN ITU SEPERTI MENANAM POHON
BERANILAH BERMIMPI DAN KEJARLAH MIMPI ITU
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar