Prof Ir PRIYO SUPROBO, MS PhD
(Rektor
ITS 2007 - …)
Priyo Suprobo, sosok
pria sederhana yang semangat
hidupnya senantiasa bergelora untuk memberikan karya terbaik yang bisa dia
berikan. Kercerdasan dan determinasinya yang tinggi, keuletan dan kerja
kerasnya, dan seluruh prestasi yang dia ukir tidak membuatnya terlena. Dia
tetap mampu menjadi pribadi yang bersahaja, tetap bersimpuh menengadahkan
tangan memohon kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Lahir di Klaten
11 September 1959, anak kedua
dari enam bersaudara, Probo dibesarkan di lingkungan keluarga sederhana.
Ayahnya, Dr.
Soegijo Sapoetro, pegawai negeri sipil dengan jabatan terakhir Inspektur
Wilayah Propinsi DI Yogyakarta. Dan ibunya, Sri Hartati, seorang guru SD yang
kemudian berhenti untuk mengajar dan fokus untuk membimbing anak-anaknya.
Terinspirasi oleh Prof. Roosenom,
seorang ahli beton yang merupakan guru SMA-nya, Probo remaja yang memantapkan
pendiriannya untuk menjadi insinyur sipil yang ahli di bidang konstruksi beton.
Diterima di Teknik Sipil ITS tahun 1978, Probo dikenal sebagai mahasiswa
yang cerdas. Lulus tahun 1983 dengan predikat cum laude, anggota TAU BETA PI,
Chapter Indiana, USA, ini diharapkan pada dua pilihan, berkarir sebagai dosen
atau berkarir di perusahaan. Karena dorongan keinginan untuk menguji sejauh
mana dia mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya, Probo memutuskan
bergabung dengan PT. Adhi Karya. Tidak lama kemudian, dia pindah ke PT. Wijaya
Karya dan ditempatkan di
bidang produk beton dan metal.
Hati Probo terusik, selama bekerja di bidang konstruksi, setiap kali
melakukan konsultasi dia
selalu bertemu dengan doktor-doktor muda ITB--- dan ternyata itu juga terjadi hampir
di seluruh perusahaan konstruksi besar di Jakarta. Dia termenung dan merasa
cintanya pada almamaternya melecut semangatnya---Probo bertekad untuk
mengabdikan dirinya di ITS, berharap bisa memberikan kemampuan terbaiknya untuk
membangun almamaternya agar bisa berdiri sejajar dengan perguruan-perguruan
tinggi terbaik lainnya.
Tahun 1984, Probo mengajukan lamaran sebagai dosen di ITS tetapi belum ada
formasi ketika itu. Melihat potensi dan kecerdasannya, Pak Harwiyono memberinya
tawaran beasiswa untuk kuliah program S-2 di ITB sambil menunggu adanya formasi
PNS di ITS. Gayung tersambut, Probo memutuskan menerima tawaran tersebut dan
setahun kemudian resmi diangkat menjadi PNS. Lulus program S-2 ITB tahun 1987,
atas prakarsa Prof.
Sosrowinarso, dia memperoleh kesempatan melanjutkan program S-3 Bidang Teknik Sipil di
Purdue University Amerika Serikat tahun 1988 atas biaya dari PAU ITB.
Masa-masa penuh tantangan, aku Probo. Sebelumnya sebagai karyawan
perusahaan BUMN dengan penghasilan cukup, kemudian mengabdi sebagai PNS dan
langsung belajar--- sudah berkeluarga dengan satu anak, sementara karena tugas
belajar, dia harus
rela menerima 50% dari gaji pokoknya, kurang lebih Rp. 65.000, perbulan.
Beruntung seorang pamannya yang juga mengajar di ITS banyak memberi dukungan
dan pengarahan bagi keluarganya. Dan tekanan ekonomi tidak membuat langkah
Probo surut, melainkan semakin melecut semangatnya untuk mengeksploitasi
kemampuan terbaiknya dengan satu keyakinan
suatu saat “pasti bisa”.
Lulus progam S-3 di Purdue University tahun 1991, Probo tidak bisa langsung
mengabdi di ITS karena diminta untuk mengajar di ITB. Sebuah kebanggaan
baginya, seorang alumnus ITS menjadi dosen di ITB. Dia pun bersyukur, selama di
Bandung, teman-teman alumni ITS banyak memberikan dukungan dan teman-teman di ITB pun
menyambutnya dengan hangat--- sebuah solidaritas yang membuat semangatnya semakin membumbung
untuk mengabdi, sebuah solidaritas yang dapat dijadikan contoh bagaimana
sekat-sekat almamater terhapus oleh mimpi dan tujuan yang lebih mulia.
Setelah mengabdi selama 4 tahun di ITB, Probo mengajar secara penuh di ITS
mulai tahun 1995. Dua tahun kemudian, dia dipercaya menjabat sebagai kepala
Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Teknik Sipil. Tahun 1999, diangkat
menjadi Pembantu Dekan 1 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP-ITS) dan
kemudian dikukuhkan sebagai Dekan FTSP tahun 2003. Dan melalui pemilihan
langsung oleh senat, Probo dipercaya menjadi Rektor ITS untuk masa bhakti
2007-2011.
Dari ayahnya, Probo mengaku banyak mendapat wejangan bagaimana
menjalani hidup. Tekun tekening tekan, salah satu nasehat ayahnya---bahwa keberhasilan hanya bisa diperoleh dengan
diawali kerja keras dan ketekunan. Itu belum cukup, dan harus didukung dengan prinsip titi, titis, tatas---ketelitian dalam melaksanakan tugas, ketepatan dalam bertindak, dan merampungkan
kewajiban secara tuntas. Dengan prinsip-prinsip tersebut, Probo
berhasil mengukir prestasi dalam pengabdiannya, baik sebagai pendidik maupun
sebagai pemimpin kampus.
Pada suatu saat, ketika baru pulang dari Amerika Serikat,
dia bertemu dengan Ir. Murwanto yang kala itu menjabat sebagai Kepala Kanwil
Pekerjaan Umum D.I. Yogyakarta dan mengingatkannya, “Anda sudah jadi doktor. Sekarang anda tinggal pilih, jeneng atau jenang.” Yang dimaksud “jeneng” adalah nama baik yang dibangun atas dasar
prestasi, sedangkan “jenang” adalah makanan khas jawa yang merepresentasikan
materi atau harta kekayaan.
Dengan menyandang gelar doktor dari
Universitas terkemuka di Amerika Serikat, jalan untuk mendapatkkan materi
berlebih terbuka lebar baginya. Dan Probo tidak tergoda, lebih memilih
”jeneng”, lebih memilih mengabdikan kemampuan terbaiknya sebagai pendidik dan
berjuang mengukir prestasi untuk
pengembangan iptek di
bidang konstruksi. Dia memiliki satu keyakinan, nama baik yang dibangun
atas dasar prestasi akan memberikan keuntungan sekaligus: kebanggaan diri atas
karya terbaik yang diberikan, dan keuntungan materi yang mengiringi.
Kini, didaulat sebagai pucuk pimpinan di ITS, Probo merasa tertantang untuk
membangun kerjasama sinergi yang lebih baik bersama para koleganya guna
membangun kemajuan ITS. Berbeda dengan birokrat di pemerintahan yang bisa
memerintah secara top down, Probo harus berusaha membangun komunikasi intensif
untuk menciptakan kerjasama secara kolegial
dalam menentukan dan melaksanakan program dan kebijakan---mengingat
hampir semua para pembantunya adalah bergelar profesor, maka hubungan kerja
yang dibangun adalah hubungan kolegial, bukan struktural seperti birokrasi
pemerintahan.
Misi Probo selaku Rektor adalah bagaimana membawa ITS “go International”.
Dan untuk mewujudkanya, dia harus berusaha keras memaksimalkan berbagai potensi
yang dimiliki ITS sehingga mampu meningkatkan kualitas lulusan kompeten,
profesional, memiliki kemampuan leadership dan jiwa kewirausahaan. Untuk itu
dibangunlah sarana dan prasarana pendukung, salah satunya Center of Entrepruner
Development (CED) yang memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan
kewirausahaan.
Diakui Probo, kelemahan utama lulusan ITS adalah dalam
bidang soft skills---yaitu, kemampuan
komunikasi, leardership dan teamwork. Dari evaluasi uji kemampuan akademik dan
psikotes pada saat masuk sebagai mahasiswa baru dan saat akan diwisuda,
diperoleh hasil bahwa perkembangan otak kiri (hard skills, kompetensi akademik)
berkembang pesat, sementara pengembangan otak kanan (soft skills, khususnya
kemampuan komunikasi, leadership dan teamwork) tidak banyak berkembang.
Oleh karena itu, dengan dukungan seluruh civitas akademika, Probo berusaha
melakukan pembenahan-pembenahan. Diantaranya, usaha untuk memasukkan bidang
soft skills ke dalam kurikulum dan penekanan pentingnya semangat
entrepreneurship di setiap mata kuliah. Dan mulai tahun ajaran 2008/2009,
seluruh mahasiswa baru diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
kampus guna mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal
komunikasi, kepemimpinan dan kerja sama tim. Selain meningkatkan kualitas lulusan, untuk merealisasikan
misi “Go Internasional” ITS harus mampu meningkatkan riset-riset bertaraf
internasional. Tantangan terbesarnya adalah masalah pendanaan, mengingat
pelaksanaan riset yang berkualitas
tinggi harus didukung dengan peralatan dan fasilitas yang memadai. Untuk
mengatasinya Probo bersama seluruh koleganya berusaha keras untuk membangun
jejaring kerja sama yang luas baik di tingkat nasional maupun internasional dan
mengharapkan peran yang lebih besar dari alumni ITS untuk dapat mendukung
berbagai program riset dan pengembangan yang dilakukan almamaternya.
Sebagai institut pertama di Indonesia yang didirikan sendiri oleh pribumi, sudah selayaknya ITS
bersama seluruh civitas akademika berjuang memberikan kontribusi terbaiknya
untuk berperan secara maksimal dalam membangun kemandirian bangsa ---
sebagaimana semangat dan jiwa patriotis yang ditunjukkan para pendiri ITS.
“Dan bagi seluruh alumni ITS, saya harapkan dimanapun
mereka berada, dimanapun mereka mengabdikan diri, tentunya mereka harus bekerja
dengan baik, berprestasi tinggi,” pesan Priyo Suprobo selaku Rektor ITS. “Kalau
dia sudah berprestasi tinggi, maka yang bangga tentunya adalah almamater dan
kawan-kawannya. Dari sana akan tumbuh rasa kebanggaan setiap
alumni atau lulusan ITS --- ‘saya ingin seperti ini, saya ingin seperti itu,
saya ingin seperti dia.”
Selain sebagai pendidik, Probo juga aktif dalam kegiatan pembinaan dan
pengembangan jasa konstruksi, khususnya di Jawa Timur --- disamping memberikan
sumbangsih pemikiran-pemikiran sebagai ilmuwan yang disampaikan baik dalam bentuk
karya-karya ilmiah maupun dalam kegiatan-kegiatan ilmiah. Tercatat sebelum
menjabat sebagai Rektor ITS, Probo dipercaya sebagai Ketua Himpunan Ahli
Konstruksi Indonesia Komda Jawa Timur dan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Jawa Timur.
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya menunjukkan prestasi akademis
hingga jaringan sosialnya yang kuat, antara lain Satya Lancana Karya Satya X
pada tahun 2004, Dwidya Satya Perdana, juga pada tahun 2004, SOKA AWARD OF
HIGHEST HONOUR pada tahun 2008, dan GANESHA PRAJA MANGGALA BAKTI ADI UTAMA dari
ITB pada tahun 2009.
Menikah dengan Dyah Listyo Wati, Probo dikaruniahi 3 putri dan 1putra ---
Puspita Wijayanti (22), dokter umum lulusan FK UNAIR, Jagadito Probo Kusuma (18),
sebagai mahasiswa Tehnik Sipil ITB Danu Pastika Probo Hiswari (16) dan
Ranggalalita Probonegari (15).
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
KESEMPATAN MUNGKIN HANYA DATANG SATU KALI
MEMBANGUN ITU SEPERTI MENANAM POHON
PARA PEMIMPIN
****Ditulis ulang bersama :
IVAN ZAINAL ABIDIN – MI Negeri
Grogol Sukoharjo - Kelas 2
SOEM SOLIKIN –MTs Negeri
Cawas Klaten- Kelas 7C
AGUNG SUSILO-SMP Negeri 2 Bayat Klaten-Kelas 8A
Sumber buku: INSPIRING TO SUCCESS –Jejak Langkah 100 Alumni ITS